Manusia Tanpa Wajah

Tiga tahun silam, wajah Dallas Wiens terbakar habis terkena sambaran listrik tegangan tinggi pada waktu dia bekerja sebagai kontraktor di ketinggian gedung. Sekali pun dokter berhasil mencangkok kulit dan otot yang diambil dari punggung dan pahanya di atas tengkoraknya yang hangus, dia praktis menjadi seperti manusia tanpa wajah. Selain buta sama sekali, Dallas juga tidak memiliki hidung, bibir, alis, dan hanya menyisakan jenggot yang tumbuh di dagunya. Setelah menjalani 24 kali operasi, pada akhirnya Dallas telah melakukan full face transplant (pencangkokan wajah penuh) dengan sukses pada hari Senin 21 Maret 2011. Operasi pencangkokan wajah penuh yang ketiga dalam sejarah kedokteran ini dilaksanakan selama 15 jam oleh sebuah tim kedokteran terdiri dari 30 ahli bedah, ahli anesthesi dan perawat bedah.

Operasi ini disponsori dan dibeayai oleh Departemen Pertahanan AS sebagai upaya penelitian dan pengembangan kedokteran militer yang dalam tahun-tahun terakhir ini banyak mendapatkan kasus-kasus kerusakan wajah pada prajurit AS di medan tempur di Afganistan dan Irak. Dalam kasus Dallas Wiens, seperti dua orang pendahulunya yang mengalami kerusakan wajah total, dia harus mencari donor wajah yang akan diambil dari pasien yang mengalami mati batang otak dan tak akan diungkapkan jati dirinya (anonim).

Setelah kejadian mengerikan yang hampir merenggut nyawanya, Dallas, warga Fort Worth mengalami koma selama tiga bulan di rumah sakit Dallas, Texas. Selanjutnya dia menjalani operasi penutupan tulang tengkorak dengan kulit yang diambil dari bagian tubuhnya. Meskipun dia tidak memiliki bibir bahkan semua giginya tanggal, Dallas masih dapat berbicara dengan jelas, tegas dan mudah dimengerti. Sambil menunggu donor wajah dia pernah berujar “I see every day as a challenge, an opportunity for hope and joy. I’m happier now than I think I’ve ever been in my life” ( Kusongsong setiap hari sebagai tantangan dan kesempatan untuk harapan dan kegembiraan. Aku merasa lebih berbahagia daripada masa lampau dalam hidupku).

Donor yang tidak disebut jati dirinya dipersyaratkan mempunyai golongan darah yang sama, seks dan usia yang kurang lebih sama, mempunyai warna dan tekstur kulit yang sama pula. Pengambilan wajah donor ini memang menimbulkan perdebatan mengenai etika kedokteran. Setelah sukses menjalani cangkok wajah penuh ini Dallas masih harus menjalani pengobatan anti penolakan (anti rejection drugs) dan serangkaian prosedur medis lainnya. Salah satu impian Dallas yang berusia 27 tahun ini dia dapat merasakan ciuman dari anak perempuannya meskipun dokter memastikan bahwa dia tidak akan dapat melihat lagi wajah putrinya yang berusia 3 tahun ini. Diharapkan setelah pulih, Dallas akan memperoleh 90 persen fungsi wajahnya kembali.

Operasi cangkok penuh sebelumnya pernah dilaksanakan pada seorang wanita bernama Connie Culp yang ditembak wajahnya oleh pacarnya pada tahun 2004. Setelah dokter memperoleh donor dari pasien mati batang otak (brain dead patient), maka dengan hati-hati sekali dokter mengambil wajah pasien itu lengkap dengan pembuluh-pembuluh darah, syaraf-syaraf, jaringan lemak bahkan sebagian tulang wajahnya. Dalam operasi yang berlangsung 22 jam, dokter melakukan pemasangan wajah itu dengan menyambung pula pembuluh darah yang ada di seputar wajah Connie. Meskipun mendapat perlakuan yang begitu kejam dari pacarnya, Connie menyatakan dia tidak menaruh dendam kepadanya.

Operasi pencangkokan wajah lengkap ini telah membuka babak baru dalam dunia kedokteran untuk memulihkan penderita yang mengalami kerusakan wajah total baik akibat kecelakaan atau korban pertempuran.